Tetapi, pada kenyataannya sekarang tidak sedikit daerah yang hanya menempatkan para kaum-kaum terdahulu untuk ikut andil mensukseskan pilkada serentak 2020 dan menyampingkan serta menganggap remeh remaja dan mahasiswa.
Hal seperti itu yang sangat disayangkan pada negara yang sedang berkembang ini, andil remaja dan mahasiswa sangat minim pada pergelaran setiap pemilihan pemimpin. Walaupun para remaja kalah pengalaman dengan kaum dewasa, tidak menutup kemungkinan mereka memiliki ilmu-ilmu yang sangat berguna seperti halnya menggunakan media dengan baik, memahami teknologi, serta kemampuan menarik lain yang dimiliki banyak remaja di luar sana.
Kemampuan-kemampuan seperti itu harusnya sangat bergunakan dan dimanfaatkan pada negeri ini, khususnya pada pergelaran pilkada tahun pandemi ini. Jadi, pergelaran-pergelaran demokrasi haruslah melibatkan para kaum milenial juga supaya timbul inovasi-inovasi dari pemikiran mereka.
Mahasiswa sebagai salah satu elemen pengontrol dan pembaharu negara perlu lebih sadar terhadap demokrasi yang jujur tanpa ada intimidasi dari siapapun dan tanpa adanya iming-iming atau imbalan yang didapatkan. Keaktifan mahasiswa dalam penyelenggaraan pemilu sangatlah dibutuhkan.