Pemberian peringkat yang rendah bisa jadi dikarenakan rendahnya kemampuan mengemudi, atau buruknya perilaku driver. Namun, juga tak jarang mereka mendapat rating rendah dari pelanggan yang usil. Sebenarnya, ini hanyalah secuil dari permasalahan yang dialami oleh para driver. Namun bisa dibayangkan, malam hari lembur, hari minggu tak libur, masih juga serba salah.
Semua aturan tersebut terntu saja berada di luar kontrol mereka. Para driver hanya menjalankan kebijakan dari perusahaan transportasi daring tersebut. Mereka tidak dapat melakukan kendali apapun, mereka hanya sebatas disebut sebagai mitra.
Padahal, jika melihat di salah satu bagian laman salah satu perusahaan transportasi daring, terdapat sebuah kalimat seperti ini, “Jadilah bagian dari revolusi Karya Anak Bangsa, dengan menjadi mitra dalam salah satu era perubahan yang paling membanggakan untuk mencapai Indonesia yang lebih baik.” Cukup menarik.
Namun, ada sedikit yang mengganjal dari skema kemitraan antara driver dengan perusahaan. Sebagai anggota mitra perusahaan, driver harus mengeluarkan modal sendiri. Mulai dari kendaraan, bensin, uang untuk pulsa hingga paket data. Yang lebih mengherankan, di website tersebut terdapat syarat-syarat pendaftaran untuk menjadi driver, tapi anehnya tak ada jaminan berapa penghasilan pasti yang bisa didapatkan. Dengan segenap keringat, waktu, tenaga, dan modal yang dikeluarkan oleh para mitra, apa yang kemudian mereka bisa dapatkan di luar bonus harian? Tidak begitu nyata, apalagi terasa.