Selain itu, menurut saya sangat sulit untuk orang sefenomenal dan seterkenal HRS untuk menutup-nutupi dan merahasiakan sesuatu dan secara khusus dalam hal ini ialah hasil swab test tersebut. Menjadi seterkenal dan sefenomenal HRS sudah merupakan konsekuensi dari orang yeng dikenal publik secara luas untuk melakukan keterbukaan terkait hal-hal yang bersifat umum dan darurat seperti hasil swab test ini entah hal itu dibenci atau tidak oleh HRS.
Bila memang HRS ini terindikasikan negatif seharusnya terbuka saja ke Satgas COVID-19 Kota Bogor dan bukan malah menutup-nutupi hasil testnya. Atau kalau memang hasilnya itu positif seharusnya HRS hanya tinggal megkonfirmasi ke Satgas COVID-19 dan diharapkan instirusi yang berkaitan dapat bersikap tertutup terkait rekam medis pasien. Bahkan sudah banyak pejabat-pejabat yang mengumumkan hasil tes swabnya tanpa ragu dan seharusnya HRS mencontoh pejabat-pejabat terkait yang tanpa ragu mengumumkan hasil testnya.
Sudah semestinya kita sebagai rakyat Indonesia harus memiliki kepekaan untuk tetap menjaga kesehatan, mematuhi protokol kesehatan dan kalau bisa tetap berada di rumah. Entah itu menghadiri demo, penjemputan seseorang dan kegiatan keagamaan di luar rumah seharusnya bisa kita hindari.
Segala bentuk kegiatan aktifitas di luar rumah harus kita batasi bila memang kita ingin beraktifitas normal kembali karena kalau kita terus menerus berkerumun angka peningkatan COVID-19 di Indonesia tidak akan pernah menurun bahkan akan terus meningkat bila kedepannya kita tidak mengubah pola hidup dalam masa pandemi seperti ini.
Seharusnya, tokoh-tokoh yang menjadi panutan dan dikenal publik secara luas mencontohkan hal-hal yang baik, bukan malah berkerumun bersama-sama dengan berbagai macam alasan. Bagaimana bisa kita mengharapkan kegiatan normal kembali bila para pejabat dan tokohnya saja tidak bisa mencerminkan perilaku yang baik dan tetap menjaga kesehatan?