Hoax banyak diperbincangkan dan dipersoalkan pada akhir-akhir ini dan akan tetap berlanjut sampai hari-hari berikunya. Hoax banyak dikenal sebagai berita bohong yang disebarluaskan ke masyarakat yang seakan-akan itu berita benar padahal sumber dari berita tersebut tidak jelas, hoax pada dasarnya merupakan tindak pidana, pelaku penyebaran hoax dapat dijatuhi hukuman pidana sesuai dengan undang-undang yang berlaku, meskipun pemerintah telah membuat peraturan bahwa pelaku tindak pidana hoax dapat dijatuhi hukuman pidana tidak dipungkiri penyebaran hoax bukan malah berkurang namun justru semakin merajalela.
Di zaman yang serba modern sekarang ini, berita hoax begitu sangat mudahnya menyebar dan sampai di telinga masyarakat. Media sosial sangat berperan penting dalam penyebaran berita hoax. Hal ini dikarenakan hampir seluruh masyarakat Indosesia menggunakan media sosial. Tidak dapat dihindarkan lagi bahwa media sosial menjadi begitu penting bagi masyarakat bahkan sudah menjadi kebutuhan. Hal tersebut yang di manfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab untuk mempengaruh i cara berfikir masyarakat yang bertujuan untuk mengadu domba dan memecah belah masyarakat.
Dalam beberapa bulan terakhir, kita sering membaca berbagai berita, isu, momen politik yang menyita perhatian. Terutama yang paling menyita perhatian adalah pemilihan presiden dan wakil presiden dalam pesta demokrasi di Negeri ini. Begitu menggelitik memang menyaksikan, membaca berbagai berita di media. Banyak aksi luar biasa yang dilakukan oleh masing-masing massa pedukung dari kedua capres atau cawapres.
Pada tanggal 21-22 Mei 2019 adalah titik puncaknya dimana aksi demontrasi yang berujung kerusuhan dengan merusak fasilitas umum, membakar mobil yang ada di sekitar lokasi demonstrasi, bentrok dengan aparat keamanan dan sebagainya yang terjadi di depan kantor Bawaslu yang kemudian berimbas ke beberapa daerah yang ada di Indonesia. Banyak korban berjatuhan dalam kerusuhan. Ketakutan, kecemasan, kegelisahan melanda masyarakat, hoax, ujaran kebencian, provokasi begitu merajalela.
Pesta demokrasi tahun ini benar-benar sangat berbeda dari pesta demokari yang terjadi sebelumnya. Sangat menguras energi, tenaga, pikiran penyelenggara dan aparat keamanan negara. Bingung saya dibuat oleh semuan ini, bahkan tidak hanya saya kita semua pun dibuat bingung oleh semua ini.