Dengan kepercayaan tersebut maka individu akan mencapai kebahagiaanya tanpa merasa terluka jika orang lain bahagia. Pada akhirnya, kebahagiaan diri sendiri akan berjalan beringan dengan kebahagiaan orang lain. Tanpa adanya benturan dan bertolak belakang. Yang menjadi patut untuk membuatnya bahagia akan patut juga untuk orang lain.
Tuhan memberikan kebebasan seluas-luasnya dalam bertindak dengan menghadirkan pilar-pilar perlindungan agar setiap individu tidak saling menyakiti namun hidup dengan saling membahagiakan. Maka dengan ajaran Tuhan maka kita tidak akan luput dari ketenangan yang lekat dengan kebahagiaan di dunia. Berbeda dengan kebahagiaan yang akan hadir di alam setelah dunia. Kebaikan, kesabaran dan keikhlasan akan berbuah kebahagiaan yang abadi di akhirat.
Setelah diskusi yang telah dipaparkan, sebelumnya pembaca idealnya mengaminkan keberadaan Tuhan. Bahwa Tuhan adalah zat yang tidak dapat sepenuhnya dijelaskan secara logis keberadaannya. Tetapi dapat melihat bukti bukti dari keberadaanya. Tuhan telah menciptakan manusia dengan tujuan yang berbeda tiap individunya. Dengan maksud keseimbangan dan kedamaian yang harus dijaga.
Tujuan hidup manusia ternyata untuk menciptakan keseimbangan di alam semesta dengan kebajikan sehingga mengejar keutamaan dalam tiap individu sesuai dengan apa yang dikodratkan. Bukan menjadi bantahan bahwa setiap indulividu memiliki kepentingan dan keinginan yang berbeda dengan dasar pernyataan bahwa sifat manusia tidak lahir dari kewajiban dan tanpa pilihan.
Begitu juga menyoal kebahagaiaan. Ada perbedaan tiap individunya dalam memandang kebahagiaan untuk dirinya. Dalam diskusi ini, akhirnya ditemukan titik temu dari pertanyaan mana hal yang lebih dahulu antara diri sendiri dan orang lain soal kebahagiaan. Kebahagiaan siapa yang harus di prioritaskan. Bahwa sebagai manusia kita hanya harus berbuat bijak.
Tuhan memberikan rahmat dan kasihnya untuk seluruh umat manusia. Menghadirkan ketentuan dalam kitab suci-Nya. Dengan anggapan bahwa Tuhan tidak pernah membatasi hambanya untuk usahanya dalam mencapai kebahagiaan. Tetapi Tuhan memberikan sumber kebahagiaan universal dari peraturan peraturan yang ia telah ciptakan. Bahwa keberadaan peraturan Tuhan adalah mempetakan hal hal yang terbaik sehingga tidak ada yang terluka.
Untuk menghadirkan kedamaian terbaik itu, setiap individu harus paham dengan kodratnya. Kodrat tersebut dapat dipahami dengan mengikuti ajaran Tuhan. Namun kepercayaan (agama) tidak pernah memaksa dan sanksi agama tidak ada wujud nyatanya maka hal ini yang menjadi keliru ketika ada yang tidak mengaminkan keberadaan Tuhan sehingga minim kebijaksanaan dalam menjalankan hidupnya. Hasilnya, ada pihak pihak yang dirugikan meski ia telah menciptakan kebajikan dalam hidupnya. Maka, sebuah mustahil jika kebahagiaan akan menyeluruh didapatkan jika paham kodrat juga tidak menyeluruh dimiliki disetiap individunya.