Menurut survei presepsi publik yang dilakukan oleh IPO (Indonesia Political Opinion) dimuat dalam Monitor.co.id (28 Oktober 2020), Polri menjadi badan atau lembaga negara yang menduduki peringkat pertama dengan kinerja terburuk di Indonesia menggunakan beberapa indikator penilaian dengan capaian nilai etos kerja 38%, menjunjung tinggi keadilan 27%, integritas 16%, empati 12%, dan faktor lain sebesar 7 %.
Dari data tersebut, tingkat kepercayaan khalayak umum terhadap kinerja institusi Polri sangat rendah salah satunya dapat dilihat melalui salah satu indikator penilaian integritas yang selalu berkaitan erat dengan kinerja. Artinya, perilaku individu sangatlah berpengaruh terhadap citra organisasi atau institusi. Dalam hal ini kaitannya adalah seperti peribahasa lama, nila setitik merusak susu sebelangga. Karena kesalahan beberapa orang saja, semua terkena imbasnya. Bagaimanakah solusinya?
Polri merupakan institusi atau lembaga penegak hukum besar di Indonesia. Sudah seharusnya profesionalitas menjadi sekala prioritas yang harus ditekankan lagi kepada seluruh pegawai atau anggotanya untuk menjunjung tinggi nilai-nilai integritas dan moralitas, untuk kemudian di aktualisasi dan diimplementasikan secara nyata dalam segala bentuk tata laku keseharian secara menyeluruh dalan birokrasi.
Tidak perlu untuk melemah karena ketidakpercayaan publik, namun harus terus berproses memperbaiki diri tanpa mengurangi rasa hormat dengan menindak tegas segala macam bentuk pelanggaran hukum baik di lingkungan institusi maupun kenegaraan tanpa tebang pilih. Stigma buruk tentang Polri di mata khalayak umum akan memudar dengan sendirinya jika apa yang dilihat adalah sesuatu yang bernilai baik. Polri sudah seharusnya menjadi wahana edukasi bagi khalayak umum. Partisipasi publik juga sangat penting sebagi salah satu unsur negara.
Sudah saatnya mengubah mindset atau pola piker lebih positif dengan tidak mudah menggeneralisasikan sesuatu yang dapat memicu stigma negatif dan merugikan pihak lain. Antara Polri dan masyarakat sangat perlu untuk bersinergi membawa Indonesia kea rah yang lebih baik dengan menghindari segala bentuk perilaku negatif, karena hal sekecil apapun jika itu benar dan positif maka akan menjadi sebuah kebiasaan yang baik pula kedepannya.
Evaluasi dan introspeksi sangat penting untuk membangun organisasi yang bersahaja dan membangun integritas dan moralitas sejak dini. Sebuah bangsa pasti tidak bisa berdiri kokoh tanpa pondasi yang saling bersinergi. Hukum tidak diciptakan untuk ditentang, namun dipatuhi. Mari kita bersama-sama bersinergi sepenuh hati untuk masa bangsa ini.