Sejak kecil tentu setiap manusia telah mempunyai cita-cita ingin menjadi apa kelak ketika bekerja. Banyak orang memilih mennyelesikan jenjang pendidikan agar cita-cita tersebut bisa terwujud. Mereka bertujuan agar dapat bekerja sesuai taraf pendidikan terakhir yang mereka tempuh; dari pendidikan sekolah dasar hingga pendidikan perkuliahan. Setelah lulus sekolah, mereka melamar pekerjaan yang diminati, atau setidaknya yang ada dan bisa diisi. Ketika seseorang mempunyai pekerjaan secara tidak langsung pasti ia akan berhubungan dengan masyarakat luas.
Demi terciptanya kondisi lingkungan yang nyaman dan damai, seseorang wajib mempunyai etika dalam bertingkah laku. Karena, jika seseorang tidak memenuhi hal tersebut ia akan dihadapkan dengan masalah yang akan timbul akibat tindakannya yant tanpa etika. Etika mempelajari hal mengenai mana yang menurutnya salah dan mana yang menurutnya benar.
Kenyataan di Lapangan
Di era saat ini, banyak pelanggaran mengenai etika, khusunya etika profesi. Pelanggaran yang mereka lakukan bisa dijumpai secara langsung maupun tidak langsung. Mereka yang melanggar dikarenakan ketidaktahuan mengenai hukum atau mereka benar-benar sengaja melanggar. Pada akhirnya, mereka akan menerima akibat dari buruknya etika profesi yang dimilikinya, seperti pemutusan hubungan kerja atau pemberhentian dari jabatannya.
Pelanggaran yang mereka lakukan tergantung dari etika profesinya. Misalnya, etika profesi guru dan pengacara. Guru mempunyai kewajiban sebagai orang tua ketika anak sedang berada di sekolah. Seorang guru menjadi contoh bagi siswanya dalam berperilaku.
Karenanya, guru wajib menanamkan cara bertingkah laku yang baik kepada anak baik saat di dalam maupun di luar lingkungan sekolah. Ketika guru melakukan kesalahan terhadap anak didiknya, akan berakibat pada pola pendidikan yang ia tanamkan tidak berjalan dengan baik. Pada beberapa hal, tergantung tingkatannya, kesalahan tersebut bisa berujung pada jalur hukum.