AI dengan dan terkadang tanpa bantuan manusia juga dapat menciptakan karya artistik inovatif yang mana AI semakin mampu mengambil alih tugas yang hingga saat ini membutuhkan kemampuan kognitif. Lebih sederhananya, sistem AI itu secara praktis bersifat kreatif, tidak dapat diprediksi, independen, otonom, rasional, berkembang, mampu mengumpulkan data, komunikatif, efisien dan akurat, yang mirip dengan manusia. Wajar saja bila sistem AI mampu membuat dan menghasilkan karya kreatif secara mandiri.
Bisakah AI dan seni hidup berdampingan untuk menciptakan sesuatu yang ajaib atau apakah seluruh usaha ini hanya membawa “malapetaka”? Bagaimana payung hukum yang diberikan Indonesia terhadap kekayaan intelektual?
Posisi AI dalam Payung Hukum
Saat ini, AI masih kerap menjadi perdebatan, karena posisinya yang bukan merupakan subjek hukum sehingga hasil ciptaan dari kecerdasan buatan pun patut dipertanyakan apakah akan memperoleh perlindungan hukum. Terkait status hukum suatu ciptaan yang dihasilkan oleh Generative AI apakah tergolong sebagai suatu ciptaan, maka terlebih dahulu perlu untuk melihat terkait dengan syarat dasar yang diperlukan untuk menerima perlindungan hak cipta.
Perlindungan hak cipta pada dasarnya akan diberikan kepada karya cipta asli atau orisinalitas, diwujudkan dalam wujud yang nyata, serta memenuhi unsur kreativitas. Jika sebuah karya tidak memiliki ketiga komponen ini, maka karya tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai suatu ciptaan.
Terlebih bahwa dalam Konvensi Berne dalam Pasal 2 angka 6 yang mengatur bahwa: “The works mentioned in this Article shallenjoy protection in all countries of the Union. This protection shall operate for the benefit ofthe author and his successors in title.” Dapat ditarik kesimpulan bahwa perlindungan hak cipta harus dilakukan untuk kepentingan pencipta.
The World Intellectual Property Organization (“WIPO”) sendiri mendefinisikan kekayaan intelektual sebagai “creations of the mind”. Esensi dari kekayaan intelektual itu sendiri ialah produk yang dihasilkan dari olah pikir manusia; bukan hewan, mesin, atau lain sebagainya.