Terorisme adalah bentuk perilaku kekerasan yang dikejar oleh sub-kelompok masyarakat minoritas, dengan tujuan untuk mendapatkan penerimaan sistem nilai dan tujuan mereka. Keberhasilan terorisme terletak pada ketakutan dan kelumpuhan sosial yang ditimbulkannya, yang dengan cepat disebarluaskan melalui media, khususnya televisi.
Mempromosikan tujuan terorisme, memahami sifat fundamentalisme dan manifestasi utamanya menjadi sangat penting untuk memahami terorisme, yang seringkali merupakan campuran dari nilai-nilai politik, sosial, ekonomi, dan agama.
Fundamentalisme
Fundamentalisme adalah respon terhadap lingkungan yang kacau dan tidak pasti yang tidak dapat diatasi oleh kaum fundamentalis. Mereka menerima seperangkat keyakinan yang memberikan serangkaian pertanyaan dan jawaban yang bermakna, membebaskan mereka dari kebutuhan untuk berpikir dan memilih di antara alternatif yang ada.
Namun, doktrin ini menjadi dogma, dan fundamentalis menolak sistem nilai yang berlaku, yang mengarah pada konflik dengan masyarakat yang terlibat dengan mereka. Kondisi ini diperburuk dengan meningkatnya keterhubungan persoalan duniawi.
Ronald Laing, seorang psikiater Inggris, mengamati bahwa sikap fundamentalis didasarkan pada fantasi sosial primitif, “Aku dan kamu, dia dan dia, Kami dan Mereka,” yang menghubungkan atau memisahkan dunia dan mendikte bagaimana kita menjalani hidup kita.
Brian Eno, dalam sebuah wawancara, mencirikan fundamentalisme sebagai keyakinan bahwa gambaran seseorang tentang dunia harus menjawab setiap pertanyaan. Ketika itu tidak berhasil, fundamentalis menghubungkannya dengan tidak melakukannya dengan benar daripada mempertanyakan teori itu sendiri.