Mengawali topik kali ini, menurut saya bagus untuk memiliki gambaran tentang Revolusi Industri 4.0. Pada Annual Meeting of The World Economic Forum tahun 2016, pernyataan dari Klaus Scwhab membuat term Revolusi Industri 4.0 mendapat perhatian dunia. “The fourth industrial revolution is technological revolution,” katanya, “that is blurring the lines between the physical, digital, and biological spheres.” Apabila globalisasi mengaburkan batas negara, maka revolusi industri kali ini dapat juga mengaburkan batasan antara dunia fisik, digital, dan biologi.
Revolusi Industri 4.0 ini akan lebih mudah dipahami dengan mengingat kembali apa yang terjadi di revolusi industri sebelumnya. Menginat kembali Revolusi Industri 1.0 yang terjadi saat mesin uap ditemukan. Pada saat itu, industri beralih dari ketergantungan kepada tenaga manusia dan alam ke tenaga mesin yang lebih efisien dan lebih cepat selesai.
Setelah munculnya Revolusi Industri 1.0 lalu mucullah Revolusi Industri 2.0 yang terjadi saat penemuan dari sistem produksi massal dan listrik yang dapat mempercepat sektor produksi dalam industri. Setelah itu Revolusi Industri 3.0 tercipta, yang ditandai dengan dipergunakannya komputer dalam produksi dan berubahnya produk analog dan menjadi produk digital atau yang biasa disebut digitalisasi.
Revolusi Industri 4.0 ini dapat ditandai dengan semakin kuatnya peranan dari berbagai platform seperti contohnya komputer, internet, dan mesin dalam kehidupan manusia. Sebut saja sebagai contohnya beberapa smartphone yang sekarang gunannya sudah melibihi kecanggihannya sudah melebihi kecaggihan dari komputer. Di era sekarang ini, manusia tidak lagi sekadar menggunakan smartphone untuk berkomunikasi dengan manusia lain tetapi juga berkomunikasi dengan smartphonenya sendiri.
Mungkin saat ini kita tidak menyadari bahwa smartphone kita juga berkomunikasi dengan kita. Seperti rekomendasi video yang muncul di halaman YouTube kita lalu rekomendasi lagu-lagu di Spotify kita. Bahkan beberapa iklan yang muncul pun telah disesuaikan dengan kecenderungan bahkan kebutuhan kita. Data ini akan dikumpulkan oleh smartphone dari aktivitas kita setiap harinya. Berarti komunikasi adalah masalah tentang feedback.