Perbandingan adalah perwujudan dari ketidaksamaan di mana adanya perbedaan di antara satu dengan yang lainya menghasilkan penilaian yang fluktuatif baik kuantitas, maupun kualitas. Tidak puas rasanya jika tidak mengetahui tentang sebab yang menjadi salah satu lebih tinggi dari yang lainya.
Dengan alegori di dalam arena yang sama dengan dua individu siap bertanding tinju maka yang bertahan akan berhak mendapat predikat yang paling kuat. Tetapi, apakah semata-mata manusia melakukan sesuatu hanya untuk mendapat predikat atau penghargaan?
Apakah lelah dapat terbayarkan hanya dengan pangkat atau jabatan? Apakah darah yang bersimbah pantas hanya demi uang dan harta?
Jika dipikirkan, hampir setiap hari kita harus menghadapi macet, menghadapi tugas kuliah, belum lagi, berita di televisi, radio, dan media sosial tidak berhenti 24 jam. Dunia telah ramai dengan ragam perang argumentasi politisi, perbedaan opini kaum intelektual, siasat dagang, iklan yang memborbardir, dan segala keributan lainya.
Akhirnya, timbul pertanyaan, bagaimana bisa berdamai dan hidup tenang dengan berbagai situasi ini? Lalu apa yang sesungguhnya menjadi tujuan manusia dalam hidup di dunia perlu ditelisik kembali.
Untuk mengetahui sesuatu yang sebenarnya tidak luput dari berfilsafat. Termasuk menentukan kebenaran apa sesungguhnya tujuan yang harus manusia capai dalam menjalankan kehidupanya. Ternyata pemikiran ini telah menjadi momok pebicaraan sejak zaman Yunani Kuno oleh para filsuf terkemuka seperti Plato dan Aristoteles yang hidup di abad ke 4 hingga 3 sebelum Masehi.