Menurut International Monetary Fund (IMF), Indonesia masih berpeluang tumbuh 5,3% tahun ini dan sedikit melambat menjadi 5% pada tahun depan. Pertumbuhan ini jauh di atas China dan AS. China diperkirakan mengalami tumbuh 3,2% pada 2022 dan sedikit meningkat sebesar 4,4% pada 2023. Sementara itu, AS akan tumbuh 1,6% pada 2022 dan kemudian turun menjadi 1% pada 2023.
Selain itu, Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo dalam acara GNPIP mengungkapkan ekonomi Indonesia masih akan tumbuh sebesar 4-5% pada tahun depan di tengah negara maju. Banyak yang mengatakan bahwa kita siap masuk menuju resesi. Di regional mungkin Indonesia termasuk sedikit negara yang tumbuh pada kisaran 4-5%.
Solusi Resesi Melalui UMKM
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, mengatakan bahwa sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mempunyai peranan yang penting dalam menghadapi resesi global. Pada 2023, UMKM diprediksi akan menjadi obat mujarab dalam menghadapi resesi.
UMKM menciptakan 97% lapangan kerja dan UMKM bisa secara cepat mencari potensi pasar ekspor di tengah perlambatan ekonomi dunia. Tiga subsektor terbesar adalah fashion, kriya, dan kuliner. Melalui program #BanggaBuatanIndonesia, pemerintah menargetkan 30 juta pelaku UMKM onboarding ke platform digital. Akan terdapat sekitar 9 juta tambahan dari 21 juta UMKM yang diperlukan agar ekonomi kreatif bisa bersiap-siap memitigasi potensi resesi pada 2023.
Menurut Maksuni Praktisi Pers dan Pengurus GNB Provinsi Banten, upaya pemulihan ekonomi melalui sektor UMKM ini karena UMKM merupakan sektor yang tahan terhadap berbagai krisis. Hal ini terbukti dari peran UMKM yang sangat besar untuk pertumbuhan perekonomian Indonesia dengan jumlahnya mencapai 99% dari keseluruhan unit usaha.