Kondisi Ekonomi di Indonesia
- Indeks Keyakinan Konsumen
Konsumsi adalah tulang punggung ekonomi Indonesia yang tidak bisa ditolak dan dihindari. Konsumsi masyarakat berkontribusi sebesar 50% lebih terhadap PDB. Kondisi tulang punggung ekonomi ini dapat tercermin dari daya beli masyarakat. Selain itu, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada September 2022 tercatat sebesar 117,2 atau tetap berada pada level optimis, meskipun lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yakni sebesar 124,7.
- Inflasi
Inflasi Indonesia pada Oktober 2022 mencapai 5,71% secara year on year (yoy). Kondisi ini lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yakni 5,95%, tetapi inflasi tetap di luar kondisi normal selama ini. Diketahui terdapat beberapa kali penyesuaian harga energi pada beberapa waktu terakhir. Antara lain kenaikan Pertamax, Pertalite, dan Solar pada awal September 2022.
- Purchasing Managers Index (PMI)
S&P Global melaporkan bahwa Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur atau indeks manufaktur di Indonesia pada Oktober 2022 mengalami penurunan. PMI Indonesia tercatat berada di level 51,8 atau mengalami penurunan dibandingkan September 2022 yang sebesarnya mencapai 53,7.
Namun, pandemi COVID-19 mengakibatkan gelombang PHK yang patut diwaspadai, terutama di sektor padat karya. Angka PHK dan karyawan yang dirumahkan terus bertambah di industri padat karya, khususnya garmen atau pakaian jadi hingga alas kaki dan mainan.
Menurut penelusuran CNBC Indonesia, hingga kini sudah ada lebih dari 40 ribu pekerja yang terkena PHK. Jumlahnya bisa bertambah signifikan jika dalam satu hingga dua bulan ke depan pemerintah belum banyak berbuat terhadap industri padat karya. Angka PHK tersebut sampai Desember dapat tembus sampai 100.000 orang.
- Ekspor
Neraca perdagangan Indonesia telah mengalami surplus selama 29 bulan beruntun sejak Mei 2020. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan pada September 2022 tercatat surplus, yakni US$ 4,99 miliar dolar AS, meskipun lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar US$ 5,71 miliar. Ekspor Indonesia pada September 2022 mencapai US$ 24,80 miliar, tumbuh 20,28% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yoy.
Dibandingkan bulan sebelumnya, ekspor alami penurunan sebesar 10,99%. Hal tersebut disebabkan adanya penurunan harga komoditas andalan ekspor utama Indonesia. Sebagai catatan, nilai ekspor Agustus 2022 mencapai US$ 27,91 miliar atau melonjak 30,15% yoy. Penurunan ekspor diperkirakan akan terus berlanjut hingga tahun depan bersamaan dengan kondisi global.
Perkiraan Perekonomian Indonesia Tahun 2023
Nasib ekonomi Indonesia tahun depan menurut Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu akan dihadapkan pada ketidakpastian global yang semakin ‘gelap’. APBN 2023 dinilai harus optimistis dan harus waspada.