Sebelum pelarangan ekspor, para pekerja di sektor pertambangan bauksit mendapatkan upah yang relatif tinggi karena tingginya permintaan global terhadap bauksit. Namun, dengan terhentinya ekspor bauksit, perusahaan-perusahaan tambang bauksit mengalami penurunan pendapatan yang signifikan. Hal ini mengakibatkan mereka sulit mempertahankan tingkat upah yang sama untuk para pekerja. Akibatnya, pekerja di sektor ini menghadapi risiko penurunan upah atau bahkan pemutusan hubungan kerja.
Pengaruh pelarangan ekspor bauksit juga dapat dirasakan dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja. Sebelum pelarangan, perusahaan pertambangan bauksit biasanya melaksanakan standar keselamatan yang ketat untuk melindungi pekerja dari bahaya yang terkait dengan penambangan dan pengolahan bauksit. Namun, dengan penurunan aktivitas produksi atau bahkan penutupan tambang, perusahaan-perusahaan ini mungkin mengurangi anggaran keselamatan dan kesehatan kerja. Hal ini dapat meningkatkan risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja bagi pekerja yang masih beroperasi di sektor ini.
Selain dampak negatif yang diberikan, pelarangan ekspor bauksit juga membawa dampak positif seperti mendorong diversifikasi ekonomi. Melalui pengolahan bauksit dalam negeri, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah dan beralih ke ekspor produk olahan yang bernilai lebih tinggi. Ini dapat membantu mendorong diversifikasi ekonomi dan mengurangi risiko fluktuasi harga bahan mentah di pasar internasional. Diversifikasi ekonomi yang lebih baik dapat memberikan stabilitas jangka panjang dan keberlanjutan bagi tenaga kerja Indonesia.