Indonesia adalah negara agraris, dibuktikan dengan jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian cukup banyak dan mengandalkan sektor pertanian menjadi penopang perekonomian negara. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) dalam publikasi keadaan pekerja di Indonesia per Februari 2022, tercatat jumlah penduduk Indonesia yang berprofesi sebagai petani mencapai 9.749.093 jiwa.
Dari sisi ekonomi, data BPS mencatat kinerja ekspor pertanian pada Juni 2022 mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 23,30%, dihitung berdasarkan bulanan dan 11,69% dihitung secara tahunan. Sektor pertanian mencatat pembukukan ekspor senilai 360 juta dollar AS pada Juni 2022. Oleh karena itu, sektor pertanian memberikan peran sebesar 1,40% dari seluruh ekspor Indonesia pada bulan Juni 2022.
Julukan negara agraris mulai meluntur. Pasalnya, profesi petani mengalami penurunan. Mengacu data BPS tahun 2011, tercatat ada 29,18% pemuda bekerja di sektor pertanian. Angkanya merosot menjadi 19,18% pada 2021. Pada saat yang bersamaan, tahun 2021, proporsi pemuda yang bekerja di sektor jasa tercatat sebesar 55,8%. Persentase itu naik 9,87% dibandingkan pada tahun 2011 sebesar 45,93%. Keadaan ini sebenarnya menjadi justifikasi bahwa profesi petani tidak serta merta akan hilang di masa mendatang.
Sementara itu, proporsi pemuda yang bekerja di sektor manufaktur tercatat sebesar 25,02% pada 2021. Persentase ini tidak mengalami perubahan signifikan sejak 10 tahun lalu. Namun demikian, persentase pekerja yang bekerja di manufaktur tetap lebih tinggi dibandingkan pekerja di sektor pertanian. Kurangnya minat generasi muda dalam bidang pertanian terlihat dari data BPS yang mencatat bahwa pada 2018 hanya 885.077 petani yang berusia di bawah 25 tahun.
Adanya Program Landreform